Kamis, 27 April 2017

Patung Dewa Kwan Kong Duduk Pegang Buku dan Jenggot

NAMA : Patung Dewa Kwan Kong Duduk Pegang Buku dan Jenggot 
KODE : NG-KK35

Guan Di atau secara umum disebut Guang Gong ( Kwan Kong – Hokkian ) yang berarti paduka Guan, adalah seorang panglima perang kenamaan yang dihidup pada zaman San Guo ( 221 – 269 Masehi ). Nama aslinya adalah Guan Yu alias Guan Yun Chan ( Kwan In Tiang – Hokkian ). Oleh kaisar Han ia diberi gelar Han Shou Ting Hou. Kwan Kong dipuja karena kejujuran dan kesetiaan. Dia adalah lambang atau tauladan kesatria sejati yang selalu menempati janji dan setia pada sumpahnya.

patung dewa kwankong 

Disamping dipuja sebagai lambang kesetiaan dan kejujuran, Kwan Kong dipuja sebagai Dewa Pelindung Perdagangan Dewa Pelindung Kesusastraan dan Dewa Pelindung rakyat dari malapetaka peperangan yang mengerikan. Julukan Dewa Perang sebagai umumnya dikenal dan dialamatkan kepada Kwan Kong, harus diartikan sebagai Dewa untuk menghindarkan peperangan dan segala akibatnya yang menyengsarakan rakyat, sesuai dengan watak Kwan Kong yang budiman.Bentuk tubuhnya tinggi besar, berjenggot panjang dan berwajah merah.

Detail Patung Dewa Kwan Kong Duduk Pegang Buku dan Jenggot


kwan kong

Patung Dewa Kwan Kong ini kami buat menggunakan bahan kayu pilihan yang dikerjakan dengan sangat teliti dan detail oleh tukang pahat yang sudah sangat berpengalaman dan mempunyai spesifikasi khusus untuk membuat patung dewa kwan kong ini, kami menggunakan bahan kayu trembesi untuk patung berukuran besar, karena selain kekuatan dan kemudahan serta kualitas kayu yang bagus untuk sekarang ini kayu trembesi merupakan pilihan utama untuk pembuatan patung yang menggunakan kayu utuh atau tidak sambungan. Untuk patung dengan ukuran kecil di bawah tinggi 5o cm bisa menggunakan kayu jati sebagai pilihannya, karena masih bisa digunakan dengan spesifikasi kayu utuh.Dalam pembuatan patung Dewa Kwan Kong ini bisa di pantau proses pembuataanya dari awal sampai akhir untuk menghasilkan patung yang berkualitas. Untuk ukuran dari patung dewa kwan kong ini disesuaikan dengan permintaan anda.

Finishing Patung Dewa Kwan Kong Duduk Pegang Buku dan Jenggot

patung dewa kwan kong duduk

Untuk menghasilkan kualitas yang bagus pada setiap produk kami terutama finishing kami melakukan tiga tahapan sebelum produk kami dinyatakan siap kirim. Untuk patung dewa kwan kong ini pertama kita menghaluskan dengan amplas kasar no 80 untuk mendapatkan kehalusan dari patung ini , kemudian tahap kedua yaitu menghaluskan dengan amplas yang lebih halus untuk memadatkan tekstur kayu, dan yang terakhir adalah prosess pendasaran warna. Terdapat beberapa pilihan warna untuk patung dewa kwan kong ini, standard warna yang biasa kita gunakan adalah warna natural kayu atau Unfinish sehingga sangat terlihat jelas keindahan serat dari bahan kayunya. Setelah proses dasar pewarnaan selanjutnya yaitu dengan menghaluskan yang terakhir dengan amplas yang lebih halus, dan diakhiri dengan proses top coat dengan menggunakan bahan yang aman dengan kualitas standard nasional. Kami juga menyediakan Unfinish / mentah ( untuk reseler maupun wholesaler ). Untuk pewarnaan finishing patung dewa kwan kong ini juga bisa disesuaikan dengan permintaan anda / full color tentunya dengan adanya penambahan biaya yang di sepakati. Untuk pengiriman kita menggunakan packing standars export dengan menggunakan pallet kayu yang kuat.

Jual Patung Dewa Kwan Kong Duduk Pegang Buku dan Jenggot
Nico Gallery merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Mebel dan Kerajinan kayu, kami berasal dari desa Mulyoharjo yang merupakan sentral pembuatan patung dari kayu, yang berlokasi 6 Km dari pusat kota Jepara, Jawa Tengah. Unit usaha kami berupa mebel kayu jati untuk perabot rumah, mebel kayu jati untuk keperluan klenteng dan juga produk patung dari kayu. Nico Gallery group menawarkan harga yang kompetitif serta selalu mengutamakan kualitas barang, mulai dari konstruksi, kenyamanan, dan bahan yang kami gunakan untuk memproduksi setiap produk kami

CARA PEMESANAN PATUNG DEWA KWAN KONG
Untuk pemesanan silahkan hubungi kami di 0813990433160 WhatsApp 08985247305 dan Pin BB D58FCE97 atau email di jeparacarving@yahoo.com  untuk melihat koleksi lengkap kami silahkan kunjungi gallery online kami di http://jayaantikafurniture.com serta http://nicogallery.com. Sistem pembayaran setelah pemilihan barang yang dinginkan dengan mentransfer uang muka sesuai dengan kesepakatan harga barang, dan pelunasan dilakukan setelah barang siap untuk dikirimkan.

Senin, 15 Juni 2015

Patung Budha Duduk Santai

Kode Barang : JA-PD003c
Nama Barang : Patung Budha Duduk Santai
Patung budha Duduk Santai merupakan salah satu produk patung dari Jaya Antika Furniture Jepara, Patung Budha duduk ini tersedia dengan berbagai ukuran dan beberapa posisi, anda bisa memesan dengan ukuran dan posisi yang anda inginkan. Patung budha Duduk Santai ini terdapat beberapa pilihan material atau bahan sesuai dengan keinginan anda.
JA-PD003c (Patung Budha Duduk Santai)
Detail Patung Budha Duduk Santai

Kamis, 21 Mei 2015

Dewa Kwan Kong Duduk Pegang Pedang dan Buku

NAMA : DEWA KWAN KONG DUDUK PEGANG PEDANG DAN BUKU
KODE : JA-MK04a2

Guan Di atau secara umum disebut Guang Gong ( Kwan Kong – Hokkian ) yang berarti paduka Guan, adalah seorang panglima perang kenamaan yang dihidup pada zaman San Guo ( 221 – 269 Masehi ). Nama aslinya adalah Guan Yu alias Guan Yun Chan ( Kwan In Tiang – Hokkian ). Oleh kaisar Han ia diberi gelar Han Shou Ting Hou. Kwan Kong dipuja karena kejujuran dan kesetiaan. Dia adalah lambang atau tauladan kesatria sejati yang selalu menempati janji dan setia pada sumpahnya.
Disamping dipuja sebagai lambang kesetiaan dan kejujuran, Kwan Kong dipuja sebagai Dewa Pelindung Perdagangan Dewa Pelindung Kesusastraan dan Dewa Pelindung rakyat dari malapetaka peperangan yang mengerikan. Julukan Dewa Perang sebagai umumnya dikenal dan dialamatkan kepada Kwan Kong, harus diartikan sebagai Dewa untuk menghindarkan peperangan dan segala akibatnya yang menyengsarakan rakyat, sesuai dengan watak Kwan Kong yang budiman.Bentuk tubuhnya tinggi besar, berjenggot panjang dan berwajah merah.
Dewa Kwan Kong Duduk Pegang Pedang

DETAIL PATUNG DEWA KWAN KONG DUDUK PEGANG PEDANG DAN BUKU

Sabtu, 09 Mei 2015

Patung Budha Jalahud Berdiri 3

Kode Barang : JA-PD008
Nama Barang : Patung Budha Jalahud Berdiri 3

Patung budha Jalahud Berdiri 3 merupakan salah satu produk patung dari Jaya Antika, Patung Budha duduk ini tersedia dengan berbagai ukuran dan beberapa posisi, anda bisa memesan dengan ukuran dan posisi yang anda inginkan. Patung budha Jalahud Berdiri 3 ini terdapat beberapa pilihan material atau bahan sesuai dengan keinginan anda.
patung budha jalahud

Detail Patung Budha Jalahud Berdiri 3

Selasa, 07 April 2015

Patung Kilin / Kie Lin

Kode : JA-MK010
Nama : Patung Kilin / Kie Lin
Qilin
  • Dalam legenda Cina dikenal ada binatang yang menjadi tunggangan para dewa. Binatang yang mendapat kepercayaan untuk mengantar para dewa ke mana pun mereka pergi itu bernama Kie Lin. Kie Lin ini merupakan binatang yang mewakili 18 binatang yang ada di dunia. Sebagai binatang dewa, Kie Lin sendiri bentuknya sepintas mirip singa. Tetapi, bila dilihat secara agak mendetail maka terlihat kalau sebagian tubuh Kie Lin ini mewakili ke-18 binatang yang ada di bumi.Seperti badannya yang merupakan badan kuda tetapi memiliki sisik ular dan sisik ikan. Buntutnya pun dari kura-kura. Keempat kakinya juga berbeda semuanya. Ada yang berupa kaki burung hong (rajawali), kaki macan, kaki kerbau, dan kaki menjangan. Kedua matanya yakni mata kepiting, dengan telinga mewakili telinga kelinci serta bertaring macan. Sedangkan jenggot dan mulutnya merupakan mulut singa serta pipinya pipi naga. Kie Lin ini juga memiliki tanduk bercabang dua yang merupakan tanduk rusa.
DETAIL Patung Kilin / Kie Lin
Kilin
  • Kami menjual patung Kilin ini dengan berbagai ukuran dan model, untuk patung Kilin seperti di gambar mempunyai ukuran panjang 40 cm. Patung Kilin ini terbuat dari bahan kayu pilihan yang dikerjakan oleh tukang pahat yang sangat berpengalaman, dan proses pengerjaan dilakukan dengan sangat teliti dan detail.

Minggu, 15 Maret 2015

Patung Dewi Kwan Im di Atas Naga

Kode : JA-MK03a  
Nama : Patung Dewi Kwan Im di Atas Naga
  Dewi Kwan Im
  • Kwan Im / Guan Yin adalah penjelmaan Buddha Welas Asih di Asia Timur. Kwan Im sendiri adalah dialek Hokkian dan hakka yang dipergunakan mayoritas komunitas Tionghoa di Indonesia. Nama lengkap dari Kwan Im adalah Kwan She Im Phosat / Guan Shi Yin Pu Sa yang merupakan terjemahan dari nama aslinya dalam bahasa Sanskerta, Avalokiteśvara.
  • Altar utama di Kuil Pho Jee Sie (Pho To San) di persembahkan kepada Kwan Im Pho Sat dengan perwujudan sebagai “Buddha Wairocana”, dan di sisi kiri atau kanan berjajar 16 (enam belas) perwujudan lainnya. Perwujudan Kwan Im di altar utama Kim Tek Ie*), salah satu Klenteng tertua di Indonesia adalah King Cee Koan Im (Koan Im Membawa Sutra Memberi Pelajaran Buddha Dharma Kepada Umat Manusia). Disamping itu, terdapat pula wujud Kwan Im Pho Sat dalam Chien Chiu Kwan Im / Jeng Jiu Kwan Im / Qian Shou Guan Yin. (Kwan Im Seribu Lengan / Tangan) sebagai perwujudan Kwan Im yang selalu bersedia mengabulkan permohonan perlindungan yang tulus dari umatnya.
DETAIL PATUNG Dewi Kwan Im di Atas Naga

Rabu, 18 Februari 2015

Selamat Tahun Baru Imlek

imlek
Tradisi Tahun Baru Imlek
  • Tahun Baru Imlek atau Sin Cia lebih dari sekedar urusan ang pau. Sin Cia adalah perayaan menyambut musim semi. Tibanya musim semi dirasakan sebagai sesuatu yang membawa kegembiraan, simbol tumbuhnya sesuatu yang baru dan memberikan harapan baru dalam hidup. Itulah mengapa Sin Cia disebut juga sebagai Chun Jie / Spring Festival. Perayaan Sin Cia dimulai pada hari pertama bulan kesatu (zheng yue) berdasar penanggalan tradisional Tionghoa, dan berakhir pada hari ke lima belas (lebih dikenal sebagai Lantern Festival / yuan xiao jie / cap go meh).
  • Merah adalah warna dominan pada perayaan Sin Cia. Merah identik dengan kebahagiaan, merah juga simbol dari kebaikan hati, kebenaran dan ketulusan hati. Selain itu bunyi karakter “merah” atau “hung” identik dengan karakter “makmur.” Itulah mengapa warna merah menjadi warna kesukaan masyarakat Tionghoa, apalagi pada masa perayaan Sin Cia.
  • Selain dari itu, menurut legenda, ribuan tahun silam ada makhluk ganas yang disebut sebagai Nien / Nian. Nien selalu datang ke desa-desa setiap hari pertama diawal tahun untuk memangsa hewan peliharaan, hasil panen, bahkan penghuni desa terutama anak-anak. Untuk melindungi diri, penghuni desa menyediakan makanan di depan rumah mereka untuk Nien. Setelah menyantap makanan yang disediakan, Nien akan pergi. Suatu waktu, mereka melihat Nien ketakutan melihat anak kecil berbaju merah.
  • Sejak saat itulah timbul kebiasaan untuk menggunakan / menempel kertas merah di rumah setiap Sin Cia. Selain itu penghuni desa juga membakar petasan (berwarna merah dan juga mengeluarkan bunyi) untuk menghalau Nien. Sejak saat itu Nien tidak berani datang mengganggu penduduk desa. Akhirnya Nien ditaklukan dan ditangkap oleh Hongjun Laozu (pendeta Daoist) dan dirubah menjadi gunung Hangjun Laozu.
Beberapa aktivitas yang dilakukan dalam menyambut dan merayakan Sin Cia:
  • Membersihkan rumah: Sebelum tibanya tahun baru, sangat penting untuk memastikan rumah dalam kondisi bersih secara paripurna. Simbolisme membersihkan rumah dari semua ketidak beruntungan dari tahun lalu.
  • Mendekor rumah: Pintu dan jendela di cat ulang (umumnya dan traditionally dengan warna merah). Selain itu pintu dan jendela di tempeli dengan kertas yang bertuliskan kata atau kalimat bermakna baik. Yang paling umum dan favorit ialah kertas dengan karakter “fu” atau “keberuntungan” Tidak sedikit yang sengaja menempelkannya secara terbalik. Kata “terbalik” kalau diucapkan ialah “dao” yang juga berarti “tiba,” jadi maknanya menjadi “keberuntungan tiba” atau “fu dao.”
  • Membeli pakaian dan sepatu baru, menggunting rambut juga dilakukan sebagai manifestasi dari membuang kesialan dan awal baru yang baik
  • Makan malam reuni (nien yue fan) bersama seluruh anggota keluarga pada malam sebelum tahun baru. Ini sebagai ungkapan kebersamaan dan keutuhan keluarga dalam menyambut tahun baru. Malam sebelum Sin Cia dikenal sebagai “chuxi” yang artinya “malam pergantian tahun.”
  • Melunasi utang: Kebiasaan untuk melunasi (paling tidak, mengurangi jumlah) utang sebelum Sin Cia dilandasi pada kepercayaan agar di tahun baru nanti kehidupan tidak dibebani dengan banyak utang.
  • Memberikan ang pau: Tradisi memberikan ang pau / lai see /hong bao / fung bao kepada anak.-anak merupakan simbol dari “meneruskan” keberuntungan kepada generasi berikutnya.Umumnya pasangan yang sudah menikah dan orang tua memberikan kepada yang lebih muda dan belum menikah. Ang pau juga dikenal dengan sebutan ya sui qian yang artinya “uang untuk menghilangkan roh jahat.”Jumlah uang yang diberikan harus genap (dihitung dari digit pertama) misalnya 20, 40, 60, dan seterusnya. Untuk ang pau tidak boleh angka ganjil (30, 50, 70, dan seterusnya) karena angka ganjil diberikan untuk bai pao (uang yang diberikan saat melayat kematian).
  • Memasang hiasan bunga Mei. Bunga Mei /Mei Hua /Plum Blossom merupakan bunga yang mekar pada musim semi, simbol dari adanya harapan pada saat susah dan penuh tantangan. Bunga Mei adalah simbol dari musim semi.
angpao
  • Menyiapkan dan menghidangkan makanan-makanan khas Sin Cia:
  1. Nian Gao atau kue keranjang. Disebut kue keranjang karena cetakannya yang terbuat dari keranjang. Nian sendiri berarti tahun dan Gao berarti kue. Gao juga homonim dengan kata “tinggi”, itulah mengapa kue keranjang sering disusun tinggi/bertingkat-tingkat. Makna di balik ini ialah pengharapan agar rezeki dan kemakmuran akan semakin tinggi. Pada masa silam, semakin tinggi susunan nian gao maka semakin tinggi pula status sosial keluarga tersebut.
  2. Ikan merupakan hidangan favorit, apalagi di hari Sin Cia. Ikan adalah simbol rezeki karena bunyi karakter “ikan (yu)” sama seperti karakter :”berlebih.” Makanya ada ungkapan “nian nian you yu” yang artinya “setiap tahun berlebih (rezekinya).”
  3. Bakmi, hidangan wajib yang juga favorit ini disajikan tanpa putus dari ujung awal ke ujung akhir (dalam satu untaian panjang). Ini simbol dan harapan agar dikaruniai panjang umur.”
  4. Yu Sheng atau Yee Sang adalah hidangan salad ikan, yang dipercaya sebagai hidangan yang dapat membawa keberuntungan.
  5. Jeruk Bali. Dalam bahasa Mandarin, buah jeruk disebut sebagai “ji” yang homonin dengan kata “selamat,” Jeruk Bali merupakan jenis jeruk yang berukuran paling besar, jadi berarti “besar selamat alias amat selamat.” Dipilih yang masih ada daun di dekat buahnya, yang berarti “amat selamat nya akan terus bertumbuh/berlangsung sepanjang tahun.” Selain jeruk Bali, jeruk dari jenis Mandarin dan Sunkist juga menjadi favorit. Warnanya yang kuning (mirip warna emas) menyimbolkan kemakmuran.
  6. Aneka permen dan makanan kecil manis lainnya. Semuanya ini agar kehidupan senantiasa “manis” pada tahun baru mendatang.
Selama perayaan Sin Cia, terdapat beberapa hal yang ditabukan
  • Menyapu dianggap dapat “menyapu” rezeki keluar dari rumah, memecahkan barang juga berarti “memecahkan” kebahagiaan dalam hidup. Begitu pula dengan penggunaan benda tajam (pisau, gunting), dianggap tidak baik karena dapat “memotong” keberuntungan. Itulah sebabnya aktivitas di atas diusahakan tidak dilakukan/terjadi pada saat Sin Cia.
15 Hari Perayaan Tahun Baru 
Secara tradisional, perayaan Sin Cia berlangsung selama 15 hari, kegiatan yang dilakukan adalah:  
Hari ke-1, sejak tengah malam menjelang Sin Cia, upacara sembahyang menyambut kedatangan dewa-dewi dilakukan. Pintu, jendela dibuka, lampu-lampu dinyalakan. Agar keberuntungan tahun baru masuk dan kehidupan terang sepanjang tahun. Upacara menyambut tahun baru juga banyak dilakukan di rumah-rumah ibadah. Hari ini, pakaian baru dikenakan, yang lebih muda mencari yang lebih tua di keluarga dan mengucapkan “Xin Nian Kuai Le (Mandarin) / Sin Ni Khoai Lok (Hokkian) / San Nin Faai Lok (Cantonese)”yang artinya “Selamat Tahun Baru.” Sudah menjadi tradisi, orang tua akan memberikan ang pau kepada anak-anaknya. Yang lebih tua juga memberikan ang pau kepada yang lebih muda. Hari pertama ini aktivitas dan kunjungan umumnya difokuskan kepada keluarga inti dan dekat.
Hari ke-2, hari dimana melakukan sembahyang kepada dewa-dewi dan leluhur. Mengucap syukur atas berkah dan lindungan yang diberikan. Mengenang leluhur yang sudah tiada, yang mana tanpa mereka tidak akan ada diri kita. Bagi pebisnis dari etnik Cantonese (Kong fu), hari ini mereka melakukan doa “Hoi Nin” dengan pengharapan agar bisnis mereka lebih berkembang dan sukses dan memulai aktivitas bisnis lagi. Hari ini juga dipakai untuk mengunjungi dan bersilahturahmi dengan handai taulan dan sahabat.  
Hari ke-3 dan ke-4, umumnya kedua hari ini kurang “diminati” dan dianggap tidak baik untuk menyambangi sahabat dan relasi, juga tidak “bagus” untuk memulai aktivitas bisnis. Latar belakang nya ialah karena : 1. Kedua hari ini dikenal sebagai “chi kou,” yang artinya “mudah terlibat perdebatan”, penyebabnya karena hidangan goreng yang dikonsumsi selama kedua hari pertama Sin Cia. 2. Keluarga yang salah satu anggota dekatnya meninggal selama 3 tahun terakhir tidak akan keluar rumah, ini sebagai penghormatan kepada almarhum/mah. Jadi hari ketiga Sin Cia umumnya dipakai untuk berziarah ke kuburan, mendoakan anggota keluarga yang sudah tiada.  
Hari ke-5, bagi komunitas yang berada atau berasal dari Tiongkok Utara, hari ini mereka menyantap jiao ze (dumpling).pada pagi hari kelima ini. Hari ini dikenal sebagai “po wu” atau “break five.” Hari ini juga adalah hari ulang tahun Dewa Kekayaan, jadi bagi yang percaya akan melakukan sembahyang khusus bagi Dewa Kekayaan. Umumnya hari ini semua kegiatan bisnis sudah buka dan dimulai lagi. Aktivitas menyapu sudah diperkenankan lagi. 
Hari ke-6, diisi dengan mengunjungi rumah ibadah, famili dan teman yang masih belum sempat ditemui.  
Hari ke-7, disebut sebagai “ren ri” atau “hari ulang tahun semua orang.” Hari ini dianggap sebagai hari dimana semua orang bertambah usianya. Hari dimana hidangan yu sheng (salad ikan) disantap. Orang-orang akan berkumpul dan bersama-sama melambungkan yu sheng dan berharap agar kekayaan dan kemakmuran yang tinggi dan berkesinambungan. Yu sheng kalau diucapkan sama bunyinya dengan “bertambah surplusnya.”  
Hari ke-8, bagi orang-orang Hokkian, hari ini mereka mengadakan makan malam reuni lagi.
Hari ke-9, Hari ulang tahun Dewa Jade Emperor, jadi saatnya untuk memanjatkan doa dan mengucapkan selamat ulang tahun bagi Dewa Jade Emperor. Hari ke-9 ini disebut-sebut juga sebagai hari Sin Cia-nya orang Hokkian. Ini disebabkan pada hari ini orang Hokkian melakukan sembahyang mengucap syukur kepada Thian (Tuhan) dengan sajian utamanya adalah tebu. Tebu dipakai dan diperingati, karena berabad-abad silam suku Hokkian dapat selamat dari pembantaian dengan bersembunyi di perkebunan tebu.
Hari ke-10 sampai hari ke-12, hari-hari meneruskan perayaan Sin Cia dengan keluarga dan sahabat.
Hari ke-13, hari dimana makanan vegetarian (cia cai) dikonsumsi. Ini perlu dilakukan untuk “membersihkan” perut setalah dua minggu mengkonsumsi aneka makanan.
Hari ke-14, dipakai untuk menyiapkan diri untuk perayaan Cap Go Meh.
Hari ke-15, menandakan malam dengan bulan purnama yang pertama kalinya setelah Sin Cia, makanya disebut juga sebagai yuan xiao jie (malam pertama bulan purnama) atau Cap Go Meh (dialek Hokkian). Makan malam reuni diadakan lagi. Tang yuen (semacam onde dengan isi), simbolisme dari bulan purnama dan kebersamaan dikonsumsi.
Selama Cap Go Meh, lampion menjadi hiasan utama. Orang-orang membawa lampion dan berdoa di rumah ibadah. Perayaan ini diasosiasikan sebagai membimbing roh-roh jahat dan tersesat agar dapat “kembali” ke sang Pencipta. Juga sebagai sarana untuk menciptakan hubungan yang baik antara individu, keluarga, alam semesta dan sang Pencipta agar cahaya/ terang (baca: kebaikan) selalu menyertai kita selama setahun..
Demikianlah perayaan Sin Cia diawali pada bulan baru di hari pertama dan berakhir pada bulan purnama di hari ke lima belas adalah tradisi dan perayaan yang kaya dan sarat dengan makna yang adhi luhur dan positif. Bukan sekedar hura-hura dan urusan memberikan ang pau saja.
“Xin Nian Kuai Le, Wan She Ru Yi” berarti “Selamat Tahun Baru, Semoga Semua Urusan Lancar.” “Gong Xi Fa Cai berarti “Selamat Tahun Baru, Semoga Sejahtera” adalah dua dari banyak ucapan selamat yang umum didengar selama perayaan Sin Cia.

KAMI KELUARGA BESAR JAYA ANTIKA FURNITURE JEPARA MENGUCAPKAN :
Tahun Baru Imlek
“Selamat Sin Cia bagi yang merayakan, Semoga kesehatan, kebahagiaan dan kesejahteraan selalu menyertai kita semua. Gong Xi Fa Cai!”.